Friday, September 15, 2017

Baca_Cerita_Agen_Poker_Cerita_Dewasa Sex Mesum
Aku Jeany, kini usiaku masuk 24 tahun Selama ini aku dan Mang Lukman sudah lama tidak melakukan belaian seperti dulu, mungkin 10 bulan lamanya sejak Dedi kemenakan mang Lukman merengut kegadisanku…dan tanpa aku sadari ternyata setelah kepulangan Dedi ke kampungnya Subang, Deditelah menceritakan kisahnya kepada mang Lukman pamannya itu yang sampe saat ini kembali kerja sebagai sopir keluarga Kami. Hingga suatu saat Mang Lukman bertanya seperti ini kepadaku.






                                               Cerita Dewasa Sex_Mesum Tidak Kalah






Neng Jeany kenapa melakukannya sama keponakan mamang??” Kontan saja saat mang Lukman Tanya itu aku kaget sekali, aku pikir Dedi akan diam seribu bahasa, tapi kenyataannya Dedi malah cerita ke pamannya itu, dan aku malu sekali mendengarnya langsung dari pertanyaan Mang Lukman, padahal beberapa bulan lalu atau mungkin satu tahun lalu Mang Lukman hanya membelai-belai daerah sensitifku dan tidak berani untuk membobol keperawananku yang ternyata keperawananku hancur oleh keponakannya sendiri .


Saat itu aku hanya tertunduk malu ketika Mang Lukman Tanya masalah itu ke aku yang kira-kira pada awal bulan Januari 2015, yang sudah hampir 2 bulan sejak Dedi membobol keperawananku aku tidak pernah bermain belaian sex sama siapapun termasuk Mang Lukman, karena sejak aku berhubungan badan untuk pertama kalinya itu aku anggap itu yang terakhir kali melakukannya (malah aku sempat bersumpah untuk tidak melakukan kegiatan sex sekecil apapun), tapi terus terang saja kalo aku betul-betul tersiksa dengan gejolak sex yang sudah aku tahan sejak 10 bulan lalu.


Dan ternyata Mang Lukman mengungkit lagi masalah itu sehingga terlintas lagi bayangan sex di pikiranku ketika mang Lukman bertanya tentang hubungan sex ku dengan keponakannya. Saat mang Lukman Tanya itu aku lagi nonton tivi di ruangan bawah pagi jam 10 dan seperti biasa di rumah sepi karena ortu pada kerja dan adikku sekolah.


Aku masih ingat betul saat itu tanggal 4 Januari 2015. Aku jawab saat itu begini


“ah Mang Lukman ….udah ah jangan Tanya masalah itu lagi, Jeany jadi malu dengernya…” begitu kira-kira jawabku saat itu…lalu mang Lukman tersenyum sambil agak mendekatkan wajahnya ke arahku yang saat itu sedang tiduran di sofa depan tivi dan ngomong seperti ini


“dulu neng Jeany suka diusap sama mamang….kalo mamang ngajak Neng Jeany lagi usap-usapan lagi kira-kira neng Jeany mau ga??”


Aku tentu saja menggeleng sambil menyuruh mang Lukman meninggalkan ruangan keluarga
“udah mang jangan ganggu Jeany deh…mending Mamang ke dapur aja gih!!!” kataku setengah menghardik saat itu. karena jenuh nonton tivi aku kepengen mandi pagi saat itu yang kebetulan ada kuliah jam 12 dan langsung menuju kamar mandi dan setelah selesai keramas aku langsung menuju ke atas kamarku sambil pake daster dan di kamar aku langsung pasang hair dryer untuk keringin rambut sambil terlihat pintu kamarku setengah terbuka karena aku anggap ga ada siapa-siapa diatas aku membuka daster yang kebetulan tidak memakai cd dan bh jadi langsung aku buka saat itu dan ternyata mang Lukman mengintip kegiatanku membuka daster yang sudah pasti saat itu aku telanjang bulat.


Aku lihat dari cermin kamar bayangan Mang Lukman sedang menyapu tapi tatapannya ke arah tubuhku aku memekik kaget dan menutup kamar dan ternyata Mang Lukman malah lebih nekat memasuki kamarku yang kebetulan ga ada kuncinya itu aku menutup dadaku dengan tanganku saat itu dan memohon ke mang Lukman untuk meninggalkan kamarku saat itu eh dia malah tersenyum sambil bilang gini


“neng Jeany kenapa jadi penakut begitu padahal beberapa waktu lalu Neng Jeany meminta mamang untuk mengusap-ngusap neng Jeany, mamang kepengen merasakan seperti yang Dedi rasakan waktu itu boleh kan, dijamin mamang ga akan melakukannya dengan kasar kok ”begitulah katanya dengan tetap melihat bagian tubuhku yang vital, saat itu aku hanya menutup pake tangan kemaluan ku dan dadaku dan tentu saja bagian-bagian tubuhku yang lain terlihat jelas putih dan mulus.


Saat itu Mang Lukman makin berani mendekatiku sambil mendesakku ke arah dinding kamarku yang membuat aku semakin ketakutan karena saat itu aku berjanji ga akan melanggar sumpahku untuk tidak melakukan kegiatan sex dengan siapapun walau beberapa bulan lalu aku sempet minta di usap-usap sama mang Lukman.


O ya saat itu aku masih tetep single ga punya pacar karena takut sama mama kalo punya pacar, dan setelah mang Lukman semakin mendesak ke arah dinding semakin dekat pula hembusan nafasnya di wajahku dan dia mulai membelai rambutku sambil aku memohon ke dia untuk tidak meneruskan aksinya sampai aku bilang begini Bandar_Poker


“mamang jangan teruskan, Jeany udah janji ga akan lagi seperti dulu-dulu saat sama mamang karena Jeany takut ketagihan mang, tolong mang berhenti…”


Sambil sedikit demi sedikit berjongkok sambil tetap tanganku menutup aurat yaitu dada dan kemaluan ku dengan keadaan telanjang saat itu , eh mang Lukman malah bilang gini


“ tenang neng Jeany mamang pasti akan lembut melakukannya Neng….soalnya mamang lihat akhir-akhir ini neng Jeany sering melamun dan semakin hari neng Jeany semakin membuat mamang jatuh cinta dengan kemulusan dan kecantikan neng Jeany, apalagi disaat neng Jeany dibalut handuk , aduh mamang mah ga kuat melihatnya juga neng…


“Beda sekali dengan beberapa bulan lalu neng….saat ini neng Jeany semakin kelihatan cantiknya”katanya dengan logat sunda merayu dan saat aku berjongkok begitu aku memejamkan mata saat dia mulai elus-elus rambut,pipi dan kelopak mata aku yang saat itu agak sedikit air mata,dan tangannya terhenti di telinga dan usap-usap di telinga sambil sesekali melebar usapannya ke leher yang lambat laun merangsang gairah sexku yang saat itu sudah tidak mens lagi sejak 3 hari.


Aku pun terdiam disaat mamang ikut jongkok dan membelai tangan yang menutup bagian dada, sambil tetep memejamkan mata ini, dan mamang membukakan tangan ini dari dada dan anehnya aku pun menurut saat itu ketika dadaku mulai terbuka karena mamang menyibakkan tangan yang menghalangi dada ini.


Lalu dia menaruh tangan kiri aku ke bawah sehingga di posisi jongkok itu dia bisa secara jelas melihat dadaku kiri dan kanan yang mancung, dan mamang pun mulai membelai dada ini saat itu sambil tetep kami berjongkok berdua dan sesekali dia melihat ke arah kemaluan ku yang masih ku tutup dengan tangan kananku dan tangannya menyibakan tangan kanan ku yang saat itu menghalangi kemaluan ku dan akupun seperti dihipnotis menurut dengan lemah aku turunkan tangan kananku.


Saat itu sehingga posisiku waktu itu berjongkok bersandar ke dinding kamar dan tanganku dua-duanya aku turunkan ke bawah yang tentu saja dengan leluasa Mang Lukman melihat pemandangan indah yang akhir-akhir ini ngga pernah lagi dinikmatinya seperti dulu.


Dan setelah mang Lukman mulai menyentuh kemaluan ku dengan posisi berjongkok itu akupun ikut hanyut menikmatinya karena sudah lama sekali aku tidak melakukannya sejak 10 bulan lalu berhubungan badan pertama kali dengan keponakannya Dedi. Aku memejamkan mata dan mencoba menikmati suasana itu sambil sesekali tak sadar mengeluarkan suara desahan yang mungkin membuat mang Lukman tambah bernafsu saja saat itu. Lalu dia mencoba memangku tubuhku saat itu ke atas ranjangku dan anehnya aku mengulurkan tangan saat itu seperti memberi akses kepadanya untuk lebih jauh lagi melakukan kenikmatan.


Saat itu aku betul-betul hanyut dengan sentuhannya dan melihat jam di dinding kamarku sudah jam 12 siang,artinya aku harus kuliah tapi ga kepikir untuk bersiap-siap kuliah hanya perasaan nikmat yang ada dipikiranku saat mang Lukman mengangkat tubuhku ke atas kasur…dan adegan berikutnya mang Lukman membuka ghespernya yang usang itu lalu pelan-pelan sekali membuka celananya sendiri yang ternyata dia ga pake celana kolor lagi saat itu dan terlihatlah kemaluan nya yang menegang kalo dibandingkan dengan burung keponakan nya lebih kecil diameternya tapi lebih putih warnanya…


Sambil membuka celananya itu dia masih tetap memakai kemeja lusuhnya dan meminta aku untuk mengusap kemaluan yang tegang itu. Aku pun dengan pelan-pelan meraih kemaluan mang Lukman yang hangat dan berdenyut lalu perlahan mengocoknya seperti yang pernah aku lakukan setahun lalu di mobilku bersamanya.


Dia dengan posisi berlutut merem melek ketika aku mengocoknya perlahan sementara aku hanya berbaring saja di kasur dengan posisi tidur terlentang dan sesekali dia melihat ke arahku dan tak lama dia meraih buah dadaku yang putih mulus, memang dadaku ini sedang untuk ukuran cewe hanya 34b nomor bh ku tapi mancung, putih dan mulus tanpa cacat, mungkin itu yang membuat mang Lukman tergila-gila.


Lalu kemudian dia mendekatkan wajahnya ke wajahku dan berusaha mencium bibirku tapi aku menolaknya dengan menggelengkan kepala di bantal saat itu dan dia hanya menciumi kening leher dan dadaku lalu ciumannya ke perut dan berakhir di kemaluan ku yang sudah basah sekali …ah nikmat sekali rasanya…aku menolak diciumnya karena mang Lukman perokok jadi bau sekali nafasnya dengan bau rokok cerutu kebiasaannya. Tapi saat dia berlama-lama cium daerah kemaluan ku aku betul-betul di awang-awang dan mengejang seperti ingin pipis tapi nikmat sekali.
Setelah aku orgasme dan tubuhku bersimbah keringat dia menghentikan kegiatannya, lalu Tanya gini ke aku



“neng Jeany….kalau burungnya mamang dimasukin ke itu nya neng Jeany…boleh ga??”katanya lembut Aku hanya menganguk saat itu lalu dia bilang lagi”tapi neng Jeany istirahat saja dulu…mamang liat neng Jeany kepanasan” Aku menganguk saat itu, memang cuaca di atas sini panas sekali kalo siang-siang apalagi jam 12-an.


Tak lama 15 menit kemudian mang Lukman membawakan air putih dingin dari bawah dengan hanya pake baju kemeja lusuhnya saja dan terlihat burungnya mengecil Lalu setelah aku meminumnya dia Tanya begini


“neng Jeany saat itu pernah mengulum burung nya Dedi ngga?”tanyanya polos,aku pikir saat itu 


“dasar dari kampung,polos banget pertanyaannya” lalu menggeleng jujur…dan dia tersenyum seakan dia ingin dikulum burungnya.


Dan setelah aku menaruh gelas di meja dia naik lagi ke kasur kamarku dan mulai membelai dadaku lagi….aku kemudian berbaring lagi memejamkan mata dan mulai menikmati sentuhannya lagi sambil agak mengangkat kaki kiriku saat itu aku mengerang dan mendesah saking nikmatnya dan burung mang Lukman terlihat berdiri lagi dan mendekatkannya ke arah mulutku aku sempet menggeleng tapi dia setengah memaksa mendekatkan kemaluan nya ke arah bibirku.


Sekilas tercium bau keringat di sekitar kemaluan nya dan aku berusaha untuk tidak menghirupnya dan mencoba membuka mulut ini saat mamang menyodorkan kemaluan yang diameternya lebar itu dan saat aku mulai menyentuhkan lidah ke liang penisnya terasa asin dan aneh lalu lambat laun aku memasukan agak lebih dalam ke mulutku…dan itu adalah kemaluan laki-laki ke dua yang aku kulum setelah kemaluan Dedi keponakannya beberapa waktu lalu.


Agak lama aku memaju mundurkan kepalaku saat mengulum kemaluan mang Lukman di mulutku saat itu dan terasa pegal mulutku saat itu dan akhirnya sekitar 15 menit kemudian keluarlah air kental berasa aneh dari kemaluan nya yaitu sperma mang Lukman muncrat tepat di mulutku yang mungkin setengahnya termakan olehku saat itu , aku sempat tersedak dan mau muntah tapi ditutupkan mulutku ini sama mang Lukman waktu itu, sehingga termakan hampir seluruhnya sperma nya itu.


Setelah itu dia mencoba menjilati kemaluan ku yang basah sambil sesekali tangannya aktif membelai dadaku dua-duanya lama sekali sehingga aku merasakan orgasme ke 2.
Setelah kami istirahat ½ jam sambil sesekali bercerita dengannya, kami mulai melakukan kegiatan lagi yang ketiga kalinya aku liat jam 2 siang artinya aku ga kuliah hari itu, sementara ortuku sama ade ku ada di rumah tepat jam 6 sore.


Saat itu sempet terpikir olehku kalo mang Lukman ini ingin mencicipi tubuhku seperti keponakannya membobol keperawananku. Tapi aku ga peduli saat itu yang ada hanyalah kenikmatan demi kenikamatn saat itu yang kami lakukan berdua, betul-betul hari yang melelahkan sekaligus mengasikan.


Saat kegiatan yang ke 3 ini kami mulai belai satu sama lain dia belai dada kemaluan paha dan punggung,sementara aku belai penis dada dan sesekali wajahnya dan saat itu kami sempet berciuman bibir rasanya aneh sekali, mang Lukman yang usianya 50 tahunan menciumi bibir mungilku yang merah ini tapi saat bermain lidah itu enak rasanya dan saat itulah mang Lukman mengarahkan penisnya ke kemaluan ku.


Mamang terlihat hati-hati dan pelan-pelan memasukannya karena masih sempit dan terasa perih beberapa kali ga berhasil masuk tapi setelah dengan sabar dia mangarahkannya dan aku Bantu dengan mengarahkan penisnya ke kemaluan ku akhirnya masuk juga walau agak sedikit nyeri(maklum aku hanya dua kali melakukannya lagi pula rentang waktu 10 bulan cukup lama) yang pada akhirnya aku merasakan nikmat tiada tara yang lebih nikmat melakukannya dibanding dengan keponakannya itu. Bandar_Ceme

                            Agen_poker_Bandar_Ceme_Capsa_Domino_Q_Terpercaya_Dan_Aman

Setelah sekian lama kami bersenggama akhirnya aku berteriak
“ahhhhhhh……mmmmaaammaaaang”maka aku pun orgasme untuk ke 3 kalinya sementara mang Lukman terlihat blum keluar dan dia mencabut kemaluan nya dan menyuruh aku mengulumnya kali itu agak lama aku mengulumnya dan terasa pegal mulut ini hampir ½ jam akhirnya keluar juga spermanya….


Dan kami masing-masing berpakaian setelah terlihat jam dinding sudah jam 4 sore…… Sejak saat itu sampe sekarang kami sering melakukan hubungan badan ini yaitu dengan mencuri-curi kesempatan di saat rumah sepi...

Thursday, August 24, 2017

AGEN"POKER ; POAST CERITA DEWASA PENBACA CERITA SEX

Agen"Poker ; Post Cerita Dewasa Penbaca Cerita Sex



                                              Agen"Poker ; Post Cerita Dewasa Penbaca Cerita Sex
                         
Apa kabar para pembaca sekalian, perkenalkan namaku Edho. Aku bertempat tinggal di pulau dewata, dimana pulau dewata adalah surganya para wisatawan di negri tercinta kami ini. Sebelum aku berpindah tempat tinggal, dulunya aku tinggal di Jakarta. Nah kali ini aku akan menceritakan tentang pengalaman pertamaku, dimana aku mengenal tentang sexs.

Wednesday, July 12, 2017

CERITA, DEWASA, HOT, SANG, ISTRI, SANGEK

                                       Ayok, Buluan, Baca, Cerita, Hot, Yang, Tidak, Kalah, 

Thursday, May 11, 2017

cerita dewasa' aku tau cerita sex dari aku kecil sampai dewasa

                                      Cerita Dewasa'  Aku Tau Cerita Sex Dari Aku Kecil Sampai Dewasa 





Namaku Dian Ratnasari (nama samaran). Umur 23 tahun. Aku mahasiswi di sebuah perguruan tinggi di Bandung. Asalku dari Jawa Timur, jadi niatnya cuma belajar di Bandung ini. Siapa tahu bisa jadi tukang insinyur. Aku tinggal di kawasan Dago, menempati sebuah rumah yang cukup luas milik keluarga pamanku. Rumah itu sepi dengan beberapa kamar kosong. Hanya ada aku, seorang pembantu yang cukup tua dan dua ekor anjing peliharaanku serta beberapa ikan di dalam akuarium di sudut ruang tamuku. Keluarga pamanku tinggal di Inggris, karena tugas belajar yang harus ia lakukan.

Wednesday, May 10, 2017

cerita dewasa" aku suka kali sma sepupuku, dadah nya sexy banget

Image result for foto cewek cantik sexy
                         Cerita dewasa' aku suka  kali sma sepupuku' dadah nya sexy banget             




Aku punya sepupu, tisi namanya.dia cantik, sexy, buah dadanya montok banget. Udah lama aku pengen nyobain dia. Sampai suatu ketika aku main dan nginap di rumahnya.

Saturday, May 6, 2017

cerita dewasa yang paling hot dan sex sy

Image result for cewek korea bugril
                                                 Cerita Dewasa Yang Pling Hot Dan Sex Sy
Kata orang tahi lalat di daguku seperti Berliana Febriyanti, dan bentuk tubuhku mirip Minati Atmanegara yang tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dibanding artis yang kedua. Semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur.
Kira-kira 6 tahun yang lalu saat usiaku masih 38 tahun salah seorang sehabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya.
Nama pemuda itu Sandi, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Sandi seorang atlit karate di tempatnya. Oh ya, Sandi ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi guru SD.
Sandi sangat sopan dan tahu diri. Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama.
Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Sandi memperlihatkan sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku.
Sekitar 3 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah S-2 keluar negeri selama 2, 5 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan sex-ku yang masih menggebu-gebu. Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 5 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri.
Awalnya biasa saja, tapi setelah 2 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan. Seperti minggu pagi itu, walau jam telah menunjukkan angka 9.
Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV. Tak lama terdengar suara pintu dIbuka dari kamar Sandi.
Kudengar suara langkahnya mendekatiku
“Bu Asmi..?” Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Sandi sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur.
“Bu Asmi..?” Suara Sandi terdengar keras, kukira dia ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyeyak atau tidak.
Aku memutuskan untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai keleher.
Lalu kurasakan Sandi mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin.
Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba. candusex
Sekarang tangan Sandi sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti amalah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam.
Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Sandi mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan.
Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali.
Tangan kanan Sandi mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Sandi menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku. Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku.
Related imageJari-jari Sandi mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri Sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku
“Sandi!! Ngapain kamu?”
Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Sandi menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Sandi mecium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku.
Tapi Sandi makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura menolak.
“Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu… ” Sandi melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.
“Kamu kan bisa denagan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua,” Ujarku lembut.
“Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Asmi.. Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Sandi.
“Ah kamu… Ya sudah terserah kamu sajalah”
Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya.
Lalu Sandi melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku. Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku.
Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin. Benarkah pemuda seperti Sandi terangsang melihat tubuhku ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta dengan remaja yang masih panas.
Keluar dari kamar mandi, Sandi persis masuk kamar. Matanya terbeliak melihat tubuh sintalku yang tidak berpenutup sehelai benangpun.
“Body Ibu bagus banget.. ” dia memuji sembari mengecup putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku.
Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu.
“Ibu hebat…,” desisnya.
“Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil mangacak-acak rambut Sandi yang panjang seleher.
“Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SD dulu” Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali.
“Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil.
Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Sandi minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku.
“Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu San!” Cegahku sambil menciumnya.
Sandi tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya ?” godanya.
“Kamu juga sudah enggak kuatkan sebenarnya San,” Balasku sambil mencubit perutnya yang berotot.
Cerita Dewasa : Sandi tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Sandi pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Sandi yang besar.
Berbeda dengan suamiku, Sandi nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.
Sandi menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Sandi, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah.
“Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak ‘bercinta’ sama Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Sandi, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku.
Mataku terpejam rapat, seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Sandi semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia telah memasukkan rudalnya…!!!
Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Sandi memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa.
“Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Sandi mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali.
“Saann, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit.
Sandi tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar. Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar.
“Oohh…, toloongg.., gustii…!!!”
Sandi malah semakin bersemangat mendengar jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis.
“Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!”
Sandi terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Sandi sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak.
“Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit.
“Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget ‘bercinta’ sama Ibu!” Sandi menyodok-nyodok semakin kencang.
“Sodok terus, Saann!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”
“Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!”
“Oh, ah, uuugghhh… ”
“Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss…”
Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Sandi, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme!
Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan seperti ini. Sandi mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme.
Kuturuti permintaan Sandi. Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Sandi mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam vaginaku.
Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi.
Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Sandi dengan diam. Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Sandi segera menunduk, dikecupnya pipiku.
“San.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar,” kataku terus terang.
“Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut di telingaku.
Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Sandi mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan.
Sandi melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi.
“Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu enak bangeett… Ssann!!”
Sandi tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Sandi pun kali ini segera akan mencapai klimaks.
Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Sandi. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme.
Tiba-tiba Sandi menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkatnya. Sandi langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada pahaku.
Kedua kakiku menekuk mengangkang. Sandi memegang kedua kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut vaginaku yang menganga.
“Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.
“Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.
Image result for cewek korea bugril“Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.
“Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi
“Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.
“Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”
“Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”
“Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau keluaaar…!”
“Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann…, aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”
Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Sandi menekan kuat-kuat, menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku.
“Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu.
Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan. Sandi memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sIbuk mengatur nafas.
“Enak banget,” bisik Sandi beberapa saat kemudian.
“Hmmm…” Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Sandi bergerak-gerak di dalam vaginaku.
“Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu…”
“Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…”
Sandi bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian. Sandi menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak. Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku.
Sandi lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Sandi karena kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Sandi mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,
“Aku bisa enggak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu juga suka kan?”
Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Sandi sebagai jawaban. Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di sore hari malamnya Sandi kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak bertenaga.
Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku yang perkasa.



                                                  Agen Poker Terpercya Bandar Ceme Domino'' Q

Baca_Cerita_Agen_Poker_Cerita_Dewasa Sex Mesum Aku Jeany, kini usiaku masuk 24 tahun Selama ini aku dan Mang Lukman sudah lama tidak melaku...